TUGAS ILMU SOSIAL DASAR
Nama
: Idawati Manik
Kelas
: 2sa02
Npm
: 13611460
CARA
MENGENDALIKAN DIRI
Cara
mengendalikan diri dari Emosi
1.
Kembali melihat situasi
Untuk mengontrol marah yang berlebihan, coba kembali melihat situasi yang membuat Anda marah. Pikirkan apa penyebabnya. "Hal ini membantu seseorang dalam mengendalikan diri mereka.
2. Analisis Masalahnya
Tanyakan kepada diri sendiri mengapa Anda bisa merasakan marah yang begitu besar dan apa penyebabnya. Dengan mengetahui secara jelas masalah yang ada, Anda bisa memiliki kemampuan untuk mengontrol amarah yang meledak.
3. Selesaikan Masalah
Bagi sebagian orang, menonton film atau video lucu dapat membuat perasaan lebih tenang. Namun, hasilnya hanya bertahan beberapa waktu saja. "Karena selalu berinteraksi dengan orang lain, terutama orang yang telah membuat kita sangat marah, maka perasaan itu bisa kembali lagi suatu saat jika tidak diselesaikan.
Untuk mengontrol marah yang berlebihan, coba kembali melihat situasi yang membuat Anda marah. Pikirkan apa penyebabnya. "Hal ini membantu seseorang dalam mengendalikan diri mereka.
2. Analisis Masalahnya
Tanyakan kepada diri sendiri mengapa Anda bisa merasakan marah yang begitu besar dan apa penyebabnya. Dengan mengetahui secara jelas masalah yang ada, Anda bisa memiliki kemampuan untuk mengontrol amarah yang meledak.
3. Selesaikan Masalah
Bagi sebagian orang, menonton film atau video lucu dapat membuat perasaan lebih tenang. Namun, hasilnya hanya bertahan beberapa waktu saja. "Karena selalu berinteraksi dengan orang lain, terutama orang yang telah membuat kita sangat marah, maka perasaan itu bisa kembali lagi suatu saat jika tidak diselesaikan.
Cara Untuk Mengendalikan Anak
Anak usia 6 — 9 tahun. Saat anak masuk sekolah, mereka
bisa memahami konsekuensi yang diberikan dengan lebih baik, dan mereka bisa
memilih tingkah laku yang baik dan yang tidak baik. Anak Anda mungkin bisa
terbantu dengan membayangkan suatu tanda berhenti yang harus dipatuhi dan
memikirkan keadaan tertentu sebelum memberikan respons. Doronglah anak Anda
untuk melalui situasi yang membuat frustasi selama beberapa menit untuk
menenangkan diri, dan bukannya malah meledakkan emosinya.
Anak usia 10 — 12 tahun.
Anak-anak yang lebih besar biasanya
bisa lebih baik dalam memahami perasaan mereka. Doronglah mereka untuk
memikirkan apa yang menyebabkan mereka kehilangan kendali dan ajak mereka
menganalisanya. Jelaskanlah, terkadang situasi-situasi yang pada awalnya
membuat sedih, dapat berakhir dengan sangat berantakan. Bujuklah anak untuk
meluangkan waktu sebentar sebelum meresponi suatu situasi.
Anak usia 13 — 17.
Pada usia ini, anak-anak seharusnya dapat
mengendalikan sebagian besar tindakan mereka. Tetapi, ingatkan para remaja
untuk memikirkan konsekuensi jangka panjangnya. Bujuklah mereka supaya berhenti
sejenak untuk mengevaluasi situasi yang menyedihkan itu sebelum memberikan
respons dan bicarakanlah masalah-masalahnya daripada kehilangan kendali,
membanting pintu, atau berteriak. Bila perlu, disiplinkan anak remaja Anda
dengan memberikan hak istimewa untuk menguatkan pesan bahwa pengendalian diri
adalah keterampilan yang penting.
Saat
Anak-Anak Lepas Kendali
Berikan
contoh yang baik untuk anak-anak Anda dengan menunjukkan cara-cara yang sehat
dalam memberikan reaksi atas situasi yang membuat mereka stres. Sesulit apa
pun, tetaplah berusaha untuk tidak berteriak saat Anda sedang mendisplin
anak-anak Anda. Sebaliknya, cobalah untuk tegas dan fokus pada masalah.
Saat anak
Anda sudah mulai tenang, tetaplah tenang dan jelaskan bahwa berteriak, emosi
yang meledak, dan membanting pintu adalah perilaku yang tidak dapat diterima
dan ada konsekuensinya — lalu katakan apa konsekuensinya.
Tindakan
Anda bisa menunjukkan bahwa kemarahan bukanlah cara yang tepat bagi anak-anak
untuk meminta sesuatu. Contohnya, bila anak Anda marah di toko serbaada setelah
Anda menjelaskan mengapa Anda tidak mau membelikan permen untuknya, jangan
menyerah — hal ini menunjukkan bahwa kemarahan adalah sesuatu yang tidak dapat
diterima dan tidak efektif untuk mereka lakukan.
Bila anak
Anda sering kehilangan kendali dan terus mendebat/membantah, antisosial, atau
impulsif, atau bila kemarahannya lebih dari 10 menit, bicarakan hal ini dengan
dokter anak Anda. Bicarakan pula dengan dokter bila kemarahan anak Anda yang
masih sekolah itu disertai dengan:
·
kegelisahan/keresahan,
·
sikap
impulsif,
·
sikap
menentang,
·
kesulitan
dalam berkonsentrasi,
·
harga diri
yang rendah, atau
·
menurunnya
prestasi di sekolah.
Pertimbangkan
untuk berbicara dengan guru anak Anda tentang susunan ruang kelas dan tingkah
laku yang tepat seperti yang diharapkan. Juga, lihatlah pada tindakan Anda
sendiri apakah Anda sedang mengatasi sebaik mungkin situasi yang membuat stres.
Bila tidak, Anda mungkin ingin bertanya kepada dokter Anda apakah diperlukan
konseling keluarga.
Cara Mengahapi Stres
Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres.
Jika anda merasa stres mengaruhi pelajaran anda,
langkah pertama adalah mencari bantuan melalui pusat koseling di sekolah anda
Perhatikan lingkungan sekitar anda Lihatlah mungkin ada sesuatu yang benar-benar dapat anda ubah atau kendalikan dalam situasi tersebut. |
Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri anda Meditasi dan latihan pernafasan telah terbukti efektif dalam mengendalikan stress. Berlatihlah untuk menjernihkan pikiran anda dari pikiran-pikiran yang menggangu. |
Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan Beri diri anda kesempatan untuk beristirahat biarpun hanya untuk beberapa saat setiap hari. |
Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri Dengan mengurangi jumlah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup anda, anda akan dapat mengurangi beban yang berlebihan. |
Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele Cobalah untuk memprioritaskan beberpa hal yang benar-benar penting dan biarkan yang lainnya mengikuti. |
Jangan membebani diri anda secara berlebihan dengan mengeluh mengenai seluruh beban kerja anda. Tangani setiap tugas sebagaimana mestinya, atau tangani secara selektif dengan memperhatikan beberapa prioritas. |
Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi Tapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada satu masalah dan kendalikan reaksi anda terhadap hal ini. |
Ubahlah cara pandang anda Belajarlah untuk mengenali stress. Tingkatkan reaksi tubuh anda dan buatlah pengaturan diri terhadap stress. |
Hindari reaksi yang berlebihan; Mengapa harus membenci jika sedikit tidak suka sudah cukup? Mengapa harus merasa bingung jika cukup dengan hanya merasa gugup? Mengapa harus mengamuk jika marah saja sudah cukup? Mengapa harus depresi ketika cukup dengan merasa sedih? |
Lakukan sesuatu untuk orang lain Untuk melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri. |
Tidur secukupnya Kurang istirahat hanya akan memperburuk stress. |
Hindari stress Dengan kegiatan-kegiatan fisik, misalnya jogging, tennis ataupun berkebun. |
Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar Alkohol dan obat-obatan dapat menyembunyikan stres. Namun tidak dapat membantu memecahkan masalah. |
Tingkatkan ketahanan diri anda Yang harus digarisbawahi dari manajemen stress adalah Saya membuat diri saya sendiri sedih |
Cara Pengendalian Diri
Kita sebagai manusia pasti pernah
merasakan perasaan negative. Perasaan negative tersebut memunculkan reaksi di
tubuh kita berupa emosi. Yang menjadi masalah adalah jika emosi tersebut terasa
sangat mengganggu bagi kehidupan kita. Berikut beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk pengendalian diri kita terhadap emosi negative yang muncul :
- Mengendalikan diri dengan menggunakan Prinsip Moral. Setiap agama pasti mengajarkan kepada kita tentang prinsip-prinsip moral. Dengan mengikuti prinsip-prinsip moral tersebut, maka kita dapat membedakan yang baik dan yang buruk bagi diri kita.
- Mengendalikan diri dengan menggunakan Kesadaran. Kita sadar ketika pikiran atau perasaan negative muncul. Sesuatu yang bisa kita sadari bisa kita kendalikan. Sebaliknya, sesuatu yang tidak kita sadari akan mengendalikan kita. Jadi, sadari pikiran negative yang muncul, sehingga kita yang mengendalikan pikiran kita sendiri.
- Melakukan Perenungan saat kita sudah benar-benar nggak tahan, mau "meledak" karena dikuasai oleh emosi, atau saat kita marah besar. Pikirkan dampak-dampak apa saja yang akan ditimbulkan jika kita melampiaskan kemarahan kita, baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
- Menggunakan Kesabaran.
- Menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif.
Keuntungan
Mengendalikan Emosi
Hal yang sangat menguntungkan jika anda pandai mengelola emosi, anda akan sehat baik maupun mental. Kalau anda terlatih, stress dan segala macam penyakit ini akan menjauh dari kehidupan anda.
Hal yang sangat menguntungkan jika anda pandai mengelola emosi, anda akan sehat baik maupun mental. Kalau anda terlatih, stress dan segala macam penyakit ini akan menjauh dari kehidupan anda.
kerjaan menumpuk, dikejar deadline, ditambah lagi dengan berbagai urusan pribadi, merupakan penyebab emosi anda tak terkendali.
Berbagai persoalan tersebut membuat kepala anda seperti dihantam palu godam yang amat berat. Ujung-ujungnya anda mau teriak, marah, menangis atau bahkan mengamuk.
Emosi yang tak terkendali hanya akan merugikan diri sendiri. Selain menyebabkan energi anda terkuras, anda akan dicap tidak kuat mental dan tidak dewasa. Makanya jika anda digelayuti berbagai masalah, jangan hanyut dalam emosi. Lebih baik anda coba tenangkan diri dengan menarik
nafas dalam-dalam. Dan berpikirlah denganrileks !
Memang
tidak mudah sih, tapi kalau pandai mengelola dan mengendalikan emosi, anda akan
merasakan manfaatnya. Apakah manfaatnya itu ?
Orang-orang yang terlatih mengendalikan emosi umumnya tidak pernah panik dalam menghadapi situasi apapun. Hal ini tentu cukup mempengaruhi kualitas kerja anda. Karena jika anda bekerja dalam keadaan emosi yang tidak stabil membuka peluang besar untuk melakukan kesalahan fatal.
Emosi yang terkendali dengan baik, dapat meningkatkan rasa PEDE anda. Dengan emosi yang terjaga, anda lebih mudah melakukan tugas apapun dengan lebih baik. Anda yakin apapun yang akan anda hadapi dapat diselesaikan semaksimal mungkin. Hal ini secara otomatis akan menambah rasa percaya diri anda. Dan tentu saja hal ini sangat diperlukan dalam dunia kerja bukan ?
Selain itu emosi yang berlebihan akan menguras habis seluruh energi anda. Lebih dari kegiatan fisik yang anda dilakukan. Karena emosi umumnya membuat pikiran anda meledak-ledak dan tanpa disadari membuat gerakan anda tak terkendali. Nah emosi yang terkendali akan menghemat energi anda. Sehingga anda tidak mudah lelah dan selalu siap dengan aktivitas sehari-hari.
merasakan manfaatnya. Apakah manfaatnya itu ?
Orang-orang yang terlatih mengendalikan emosi umumnya tidak pernah panik dalam menghadapi situasi apapun. Hal ini tentu cukup mempengaruhi kualitas kerja anda. Karena jika anda bekerja dalam keadaan emosi yang tidak stabil membuka peluang besar untuk melakukan kesalahan fatal.
Emosi yang terkendali dengan baik, dapat meningkatkan rasa PEDE anda. Dengan emosi yang terjaga, anda lebih mudah melakukan tugas apapun dengan lebih baik. Anda yakin apapun yang akan anda hadapi dapat diselesaikan semaksimal mungkin. Hal ini secara otomatis akan menambah rasa percaya diri anda. Dan tentu saja hal ini sangat diperlukan dalam dunia kerja bukan ?
Selain itu emosi yang berlebihan akan menguras habis seluruh energi anda. Lebih dari kegiatan fisik yang anda dilakukan. Karena emosi umumnya membuat pikiran anda meledak-ledak dan tanpa disadari membuat gerakan anda tak terkendali. Nah emosi yang terkendali akan menghemat energi anda. Sehingga anda tidak mudah lelah dan selalu siap dengan aktivitas sehari-hari.
Hal
yang sangat menguntungkan lainnya, jika anda pandai mengelola dan mengendalikan
emosi, anda akan sehat baik fisik maupun mental. Coba saja anda lihat
orang-orang yang sering dilanda emosi banyak dihinggapi penyakit. Selain
penyakit mental seperti stress dan depresi, mereka juga dijangkiti penyakit
fisik yang cukup berat seperti hipertensi, alergi, maag, migrain dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar