Senin, 17 Juni 2013

TUGAS KEWIRAUSAHAAN



 
Nama : Idawati Manik
Kelas : 2sa02
                                                  Npm : 13611460




BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di tengah-tengah krisis ekonomi moneter yang mendera bangsa saat ini, ternyata UKM tampil di garda paling depan sebagai penyelamat perekonomian bangsa. UKM memberi ciri dan warna yang tersendiri, khususnya dalam kaitan semangat kerja yang tinggi dan terus-menerus dalam membangun semangat kegotong-royongan. Bila usaha kecil dan menengah serta koperasi tetap konsisten di jalurnya sebagai basis kekuatan ekonomi rakyat, maka tidak mustahil bangsa Indonesia akan segera berhasil mengatasi krisis ekonomi yang mendera. Kalau ini benar-benar berjalan dengan baik, pemerintah tidak perlu mengemis-ngemis minta utang kepada IMF atau Bank Dunia yang hanya memperberat ketergantungan kita kepada internasional dan menjatuhkan citra kita sebagai bangsa yang berdaulat.
Tentu saja, untuk menghindari kesenjangan antara pelaku ekonomi, usaha lemah, terutama usaha kecil dan koperasi yang sebagian besar masih berada dalam pinggiran, harus diberi prioritas dan harus memperoleh dukungan serta perlindungan dalam mengembangkan usahanya agar dapat mandiri dan menjalin kemitraan dengan usaha besar dan menengah


B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah itu UKM
2. Mengetahui masalah-masalah pada UKM
3. Mengetahui kebijakan dasar pengembangan UKM

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Menyelesaikan tugas pada mata kuliah Kewirausahaan (Softskill)
2. Mengetahui UKM lebih dalam


D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah bukan penelitian lapangan, yaitu metode penelitian perpustakaan.


BAB. II PEMBAHASAN

A. Definisi UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri.
Meskipun pemerintah memberi kesempatan yang merata bagi kalangan pelaku ekonomi, perhatian utama pemerintah harus lebih diarahkan kepada pengembangan sector usaha kecil dan menengah (UKM). Karena sudah terbukti, UKM relative dapat bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi bangsa yang terjadi sejak setahun. Ini menunjukan bahwa UKM merupakan asset ekonomi nasional yang harus diperhatikan serius. Kegagalan mengembangkan sekonomi nasional secara menyeluruh. Sebaliknya, bila pemerintah bisa mengembangkan dan memajukan usaha kecil dan menengah, maka secara keseluruhan perekonomian nasional juga akan bisa bangkit dan berkembang pula. Kenapa? Karena UKM merupakan napas perekonomian bangsa secara menyeluruh.

B. Kebijakan UKM
Kebijakan dasar pengembangan usaha kecil dan menengah sekurang-kurangnya memuat kebijakan :
1.      Pemberian preferensi kepada usaha kecil dan menengah dalam mengikuti semua tender-tender pemerintah, ikut serta dalam semua bidang usaha dan pemilikan usaha-usaha besar serta perusahaan-perusahaan public dan akses yang mudah kepada sumber-sumber pembiayaan dan perizinan usaha

2.      Pemerintah perlu mendirikan lebih banyak lembaga-lembaga pembiayaan usaha kecil dan menengah selain PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk memperluas pelayanan dan dukungan menengah tersebut, mengingat usaha kecil dan menengah saat ini berkisar sekitar lebih kurang 40 juta perusahaan yang menyerap tenaga kerja sebanyak kurang lebih 99% dari tenaga kerja yang ada.

3.      Kredit-kredit untuk usaha kecil dan menengah dibebaskan dari jaminan kreditnya, dikenakan kewajiban mengikuti program asuransi kredit yang diselenggarakan oleh negara dan Badan Asuransi yang ditunjuk.

4.      Usaha kecil dan menengah dibina oleh negara dengan pembinaan yang proaktif dan edukatif oleh negara melalui Badan Otonom yang khusus ditugaskan untuk itu. Diperlukan adanya Undang-undang yang menjamin bahwa sekurang-kurangnya 70% kredit yang diberikan oleh Perbankan harus disalurkan usha kecil dan mengah.

5.      Kebijakan pemberian suku bunga rendah dilindungi oleh Undang-undang semacam pembauran terhadap Woeker Ordonantie 1926 (woeker=riba) yang pernah diterapkan dizaman penjajahan Belanda, di mana ditetapkan suku bunga tertinggi yang dapat dibebankan kepada usaha kecil dan menengah dan besar adalah 6%.


6.      Keterkaitan usaha kecil, menengah dan besar dalam rangka persaingan yang sehat dan jujur diatur dengan Undang-undang agar tercipta sinergi nasional dan efisiensi serta keterbukaan dalam ekonomi nasional yang menghasilkan perusahaan-perusahaan yang tangguh bersaing.

C. Masalah UKM di Jakarta

Berikut ini adalah masalah UKM yang di hadapin di daerah Jakarta :
1. Belum dimilikinya sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik
2. Tenaga kerja masih banyak yang belum trampil
3. Sulitnya memperoleh bahan baku yang berkualitas
4. Minimnya modal yang dimiliki
5. Teknologi yang tertinggal jauh dengan perusahaan besar

Ciri-ciri usaha kecil
  • Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah
  • Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah
  • Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha
  • Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
  • Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha
  • Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
  • Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.
Contoh usaha kecil
  • Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja
  • Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya
  • Pengrajin industri makanan dan minuman, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan
  • Peternakan ayam, itik dan perikanan
  • Koperasi berskala kecil.

Ciri-ciri usaha menengah
  • Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi
  • Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan
  • Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll
  • Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll
  • Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan
  • Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:
  • Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah
  • Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor
  • Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi
  • Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam
  • Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil

Usaha kecil memiliki kelemahan dan kelebihan. Berikut ini akan dipaparkan kelebihan dan kelemahan usaha kecil:
Ø Kelebihan Usaha Kecil
Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil atau lapisan bawah.
Di samping itu, usaha kecil juga memiliki nilai strategis bagi perkembangan perekonomian negara kita, antara lain sebagai berikut :
a) Banyaknya produk-produk tertentu yang dikerjakan oleh perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak ketergantungan kepada perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan besar dan menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.
b) Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat.
Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah sebagai berikut :
a) Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance, dan administrasi.
b) Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.
c) Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.
d) Risiko usaha menjadi beban pemilik.
e) Pertumbuhannya lambat, tidak teratur, tetapi kadang-kadang terlalu cepat dan bahkan prematur.
f) Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang.
g) Bebas menentukan harga produksi atas barang dan jasa.
h) Prosedur hukumnya sederhana.
i) Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
j) Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi.
k) Mudah dalam proses pendiriannya.
l) Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki.
m) Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
n) Pemilik menerima seluruh laba.
o) Umumnya mampu untuk survive.
p) Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang baru, atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
q) Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.
r) Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
s) Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
t) Mempunyai ketergantungan secara moril dan semangat usaha dengan pengusaha kecil lainnya.
Ø Kelemahan Pengelolaan Usaha Kecil
Kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dengan faktor intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi ketentuan pembukuan standar.
b) Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan sering bekerja di luar batas jam kerja standar.
c) Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya perencanaan kas.
d) Persediaan barang terlalu banyak sehingga beberapa jenis barang ada yang kurang laku.
e) Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial.
f) Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
g) Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan.
Adapun kelemahan yang bersangkutan dengan faktor ekstern antara lain :
a) Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
b) Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi.
c) Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang tunai.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kredit yang diterima UKM masih relative kecil
2. UKM memiliki modal yang bervariasi
3. UKM termasuk usaha yang kecil
4. Pemerintah harus lebih memperhatikan UKM untuk kemajuan lebih lanjut



B. Saran

1. Permodalan UKM masih perlu ditingkatkan, baik melalui perkreditan maupun
perkuatan permodalan dengan jumlah yang lebih besar
2. Dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah, maka pemerintah perlu
menggalakkan penyuluhan atau sosialisasi
3 Pemerintah daerah sebaiknya mempermudah prosedur pemberian legalitas usaha
diwilayahnya, untuk memudahkan Pemda dalam melakukan pembinaan,
pengawasan, memungut haknya, serta memudahkan pelaku usaha dalam
memenuhi persyratan-persyaratan untuk memperoleh perkreditan

TUGAS KEWIRAUSAHAAN



 
Nama : Idawati Manik
Kelas : 2sa02
                                                   Npm : 13611460


Segmentasi Pasar Membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah.
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Peranan segmentasi dalam marketing :
1.      Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.
2.      Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
3.      Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
4.      Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.
Penetapan Target Pasar
Proses mengevaluasi daya tarik tiap-tiap segmen dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki.
Mengatur produk supaya dapat menempati posisi pada benak konsumen yang jelas, khas, dan diinginkan secara relatif terhadap produk pesaing.

1.      Menyusun bauran pemasaran tiap-tiap   segmen.
2.      Menyusun penempatan segmen-segmen yang ditargetkan.
Penempatan Posisi di Pasar
3.      Memilih segmen sasaran
4.      Mengevaluasi daya tarik masing-masing Segmen.
Penetapan Target Pasar
5.      Menyusun Profil-profil segmen
6.      Mengenali basis yang digunakan  untuk mensegmentasi pasar.
Segmentasi Pasar
Langkah-langkah dalam segmentasi, penetapan target dan penempatan posisi.
Tingkatan Segmentasi Pasar
Pemasaran Massal(Tanpa Segmentasi)

Pemasaran Segmen

Pemasaran Relung

Pemasaran Mikro(Segmen Penuh )

Pemasaran Massal, yaitu memproduksi secara massal mendistribusikan secara massal, dan mempromosikan secara massal produk yang hampir sama dengan cara yang hampir sama kepada semua konsumen.

Pemasaran Segmen, Memisahkan segmen-segmen yang membentuk suatu pasar dan mengadaptasi tawarannya supaya sesuai dengan kebutuhan satu atau lebih segmen tersebut.

Pemasaran Relung, Memfokuskan diri pada subsegmen atau relung pasar yang memiliki sejumlah ciri bawaan yang khas yang mungkin mencari kombinasi sejumlah manfaat yang khusus.

Pemasaran Mikro, Praktek perancangan produk dan program pemasaran supaya sesuai benar dengan selera individu dan lokasi yang spesifik yang meliputi pemasaran lokal dan pemasaran individual.
-         Pemasaran Lokal, Perancangan merk dan promosi supaya sesuai benar dengan kebutuhan dan keinginan kelompok-kelompok pelanggan local - kota, pemukiman, bahkan untuk yang spesifik.
-         Pemasaran Individual, Perancangan produk dan program pemasaran supaya sesuai benar dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan secara individual. Juga dinamakan pemasaran satu per satu ( one to one marketing ), pemasaran yang disesuaikan dengan ( customized marketing ) kebutuhan dan pemasaran pasar yang terdiri dari satu orang  ( market of one marketing ).

Mensegmentasi Pasar Konsumen


-         Segmentasi Geografis, membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda-beda seperti negara, wilayah negara bagian, kabupaten, kota atau pemukiman.
-         Segmentasi Demografis, Upaya membagi pasar menjadi sejumlah kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, gender, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan.
-         Segmentasi Psikografis, Upaya membagi pembeli menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik kepribadian.
-         Segmentasi Perilaku, Upaya membagi suatu pasar kesejumlah kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pengunaan atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk. 

Persyaratan supaya Segmentasi Efektif.

-         Terukur
-         Dapat dijangkau
-         Substansial
-         Dapat dibedakan
-         Dapat dilakukan tindakan tertentu.

Cara-cara dalam memandang suatu pasar :
1.    Static attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan.
2.    Dinamic attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan terhadap produk.

Lebih lanjut mengenai demografi, psikografi dan pasar relung:
1.    Demografi. Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan pendidikan. Kalau menurut Hermawan, demografi ini termasuk dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan.
2.    Psikografi. Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku dan selera segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti kemana mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka membelanjakan uang ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi yang lain. Kalau menurut Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle atau kepribadian seperti yang  disebutkan diatas. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan terhadap produk.
3.    Pasar relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan karekteristik, kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya.

Penetapan Target Pasar ( Pasar Sasaran )
  
Pasar Sasaran
Seperangkat pembeli yang memiliki kebutuhan dan karakteristik yang sama, yang diputuskan untuk dilayani oleh perusahaan.
1. Mengevaluasi Segmen Pasar
-         Ukuran dan pertumbuhan segmen.
-         Daya tarik structural segmen.
-         Tujuan dan sumber daya perusahaan..                 
2. Memilih Segmen Pasar.
-         Pemasaran tanpa diferensiasi ( Pemasaran massal ).
                     Strategi peliputan pasar dimana perusahaan mungkin memutuskan untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan yang ada pada tiap-tiap segmen pasar, dan masuk ke pasar secara keseluruhan dengan satu tawaran.
-         Pemasaran yang terdiferensiasi.
                     Strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk menetapkan beberapa segmen pasar atau relung pasar dan mendesain tawaran yang terpisah bagi masing-masing segmen.
-         Pemasaran terkonsentrasi.
                     Strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memilih untuk meraih pasar yang besar pada satu atau beberapa subpasar.
3. Memilih strategi Peliput Pasar.
-         Sumber daya yang dimiliki perusahaan.
-         Tahapan produk dalam daur hidup.
-         Homogenitas Pasar.
-         Strategi pemasaran yang dilakukan pesaing.

Penempatan ( posisioning ) guna mendapatkan  keunggulan bersaing.

Posisi Produk
Merupakan cara produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan beberapa atribut penting  ( tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen dibandingkan hubungan dengan produk-produk pesaing.


Keunggulan Bersaing
Keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh karena menawarkan kepada konsumen nilai yang lebih besar, baik melalui harga yang lebih murah atau dengan memberikan sejumlah manfaat yang lebih banyak yang dapat dijadikan alasan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi.

Memilih Strategi Penempatan Produk ( Posisioning )
-         Mengidentifikasikan keunggulan bersaing yang mungkin.
-         Memilih Keunggulan pasaing yang tepat.
-         Mengkomunikasikan dan menyampaikan Posisi yang telah dipilih.

Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1.      Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2.      Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3.      Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4.      Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5.      Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1.      Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2.      Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3.      Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4.      Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1.      Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2.      Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3.      Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4.      Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab itu perlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a.    Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b.    Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c.    Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.


Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997):
1. Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut.
2. Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.
3. Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.
4. Status Loyalitas
Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas Konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.