Rabu, 18 Desember 2013

TUGAS SOFTSKILL

 MANAJEMEN PARIWISATA 



NAMA : IDAWATI MANIK
KELAS : 3SA02
NPM : 13611460


DAFTAR ISI


Kata Pengantar        ....................................................              1
BAB I PENDAHULUAN     .............................................    2
I.I            Latar Belakang                   .............................................    2
I.II           Permasalahan                   .............................................    3
I.III         Tujuan                  .....................................................    3
BAB II RINGKASAN           .............................................    4
II.I           Management Pariwisata               .....................................    .        4
II.II         Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata                 ................          5
BAB III PENUTUP               ..............................................  6
III.I Kesimpulan                 ......................................................  6


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, adapun penyajian dan penjabaran dalam makalah ini membahas mengenai ”Manajemen Pariwisata”. Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan, kritik dan saran sekecil apapun akan penulis perhatikan dan dipertimbangkan guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan nilai tambah bagi dosen, mahasiswa/i dan teman–teman sekalian.
                                                                                   
JAKARTA , 7 NOVEMBER 2013


  
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
          Berwisata saat ini tidak lagi dipandang sebagai kebutuhan yang tersier, melainkan kebutuhan primer. Berbagai faktor dapat mempengaruhi seseorang untuk mengadakan perjalanan. Kebanyakan orang bepergian atau berwisata dengan tujuan untuk bersenang – senang seperti tujuan wisatawan pada umumnya. Tetapi tidak jarang orang memanfaatkan waktunya untuk bersenang – senang sekaligus menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan tentang sesuatu hal. Dengan kata lain mereka datang ke suatu tempat tidak saja hanya untuk melihat – lihat tetapi memiliki tujuan yang lebih dari itu, yaitu sesuatu yang berharga yang tidak mungkin didapatinya di tempat asalnya. Jadi Perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam (diri sendiri) seperti kesehatan pendidikan, keuangan, dan faktor dari luar (apa yang ada di derah tujuan) seperti iklim, letak geografis, special event, dan lain sebagainya.
            Pada suatu jasa diuji dalam setiap penyajian dan pelayanan jika suatu objek tidak mampu memberikan apa yang diharapkan pelanggan, maka pengunjung akan berpikir dua kali untuk datang berwisata.
Pengunjung menciptakan harapan mereka dari pengalaman masa lalu, cerita dari mulut ke mulut dan iklan. Jika pengunjung merasa tidak puas dengan apa yang ada pada objek wisata Pantai Cermin maka merka akan kecewa. Kekecewaan itu akan menimbulkan beberapa kemungkinan yaitu tidak menceritakan pengalamannya berwisata di tempat itu atau menceritakan keburukan dan kebobrokan yang akan mengakibatkan calon pengunjung akan merasa enggan untuk berwisata.
           
Indonesia juga memiliki banyak objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satunya adalah objek wisata Pantai Cermin yang terletak di Deli Serdang. Objek wisata ini khas dengan air terjunnya yang indah dan mengesankan untuk dinikmati.
            Keindahan dan kelestarianya cukup membuat para wisatawan merasa puas jika melakukan wisata ke tempat ini. Hanya masih banyak wisatawan yang berasal dari masyarakat lokal maupun luar yang belum  mengenalnya. Hal ini diakibatkan kurangnya kepedulian masyarakat dan pemerintah setempat bahwa pariwisata tersebut dapat meningkatkan pembangunan di daerahnya. Hal ini jelas terlihat dari detrminan kualitas jasa pariwisata yang diberikan masih sangat memprihatinkan.

1.2.  Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana meningkatkan determinan kualitas jasa pada objek wisata Pantai Cermin ?
2.      Adakah determinan kualitas jasa yang dominan yang dapat dilakuakan untuk mengembangkan objek wisata ?

1.3.  Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk meningkatkan determinan kualitas jasa pada objek wisata.
2.      Untuk mengetahui apakah ada determinan kualitas jaya yang dominan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan objek wisata.

BAB II
RINGKASAN

2.1.  MANAJEMEN PARIWISATA
Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya. (Yoeti, 1985, p.9).
Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian. (Kusudianto, 1996, p.11).
 Kepariwisataan dan Pariwisata
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Yoeti, 1997, p.194). Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. “Tourism is an integrated system and can be viewed in terms of demand and supply. The demand is made up of domestic and international tourist market. The supply is comprised of transportations, tourist attractions and activities, tourist facilities, services and related infrastructure, and information and promotion. Visitors are defined as tourist and the remainder as same-day visitors”.
Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi.
Pengertian Pariwisata
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu :
a. Harus bersifat sementara
b. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa.
c. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.
Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah. (Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, hal. 3)


2.2. Prinsip-prinsip Pengelolahan Pariwisata
Prinsipnya  adalah pembangunan pariwisata harus dapat dibangun dengan melibatkan masyarakat lokal , visi pembangunan pariwisata mestinya dirancang berdasarkan ide masyarakat lokal  dan untuk kesejahteraan masyarakat lokal . Pengelolaan kepariwisataan yang telah dibangun mestinya juga melibatkan masyarakat lokal  sehingga masyarakat lokal punya rasa memiliki serta peduli terhadap keberlanjutan pariwisata. Masyarakat lokal  harusnya menjadi pelaku bukan menjadi penonton. Menciptakan keseimbangan antara kebutuhan wisatawan dan masyarakat.  Kepentingan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah tujuan yang didasarkan atas kerelaan untuk membentuk kualitas destinasi yang diharapkan oleh wisatawan. Keseimbangan tersebut akan dapat terwujud jika semua pihak dapat bekerjasama dalam satu tujuan sebagai sebuah komunitas yang solid. Komunitas yang dimaksud adalah masyarakat lokal , pemerintah lokal , industri pariwisata, dan organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat di mana destinasi pariwisata dikembangkan. pembangunan harus melibatkan para pemangku kepentingan, dan melibatkan lebih banyak pihak akan mendapatkan input yang lebih baik. Pelibatan para pemangku kepentingan harus dapat menampung pendapat organisasi kemasyarakatan lokal , melibatkan kelompok masyarakat miskin, melibatkan kaum perempuan, melibatkan asosiasi pariwisata, dan kelompok lainnya dalam masyarakat yang berpotensi mempengaruhi jalannya pembangunan. Dalam sosiologi atau ilmu kemasyarakatan, terdapat beberapa kelompok berpengaruh dalam masyarakat, dan jika menghendaki pembangunan pariwisata  di suatu daerah bekelanjutan, mestinya semua kelompok dalam masyarakat dapat dilibatkan untuk menampung segala masukan dan saran-sarannya untuk pembangunan. Harus disadari, setiap saat kelompok berpengaruh dalam masyarakat dapat bertambah atau berkurang jumlahnya seiring dengan berkembangnya kebebasan berdemokrasi.
 Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan adalah  kondisi yang diinginkan dan mungkin menjadi elemen yang paling penting dari manajemen pertumbuhan. Mengembangkan mekanisme yang tepat untuk menggabungkan pandangan berbeda adalah penting untuk keberhasilan pembangunan yang menyesuaikan kepentingan masyarakat dan wisatawan secara bersama-sama (Cleveland dan Hansen, 1994).
                                                                                                                                   
Masing-masing kelompok masyarakat memiliki kebutuhan yang sangat berbeda dalam hal fasilitas perumahan dan pelayanan. Alternatif mekanisme, seperti pertemuan kelompok kecil yang lebih informal, telah digunakan dalam beberapa kasus. Dalam hubungannya dengan proses ini, informasi komunitas yang aktif dan program publisitas (misalnya, melalui talk show radio, newsletter, dll) sering diperlukan untuk memastikan bahwa masyarakat dapat memberikan masukan dalam proses manajemen pertumbuhan (Gill, 1992).

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN


Kesimpulan yang diperoleh dalam penyusunan ini adalah bahwa suatu masyrakat yang memiliki corak kebudayaan tradisional sangat rentan terhadap pengaruh kebudayaan dari luar. Hal ini dikarenakan pola pikir masyarakat yang masih sangat kurang dan kebudayaan mereka yang dirasa kurang sesuai lagi dengan kehidupan masyarakat yang selalu berkembang sejalan peradaban waktu. Salah satu faktor yang secara tidak langsung berperan memfasilitasi adanya suatu pengaruh kebudayaan dari luar adalah sektor pariwisata. Pada dasarnya kegiatan pariwisata merupakan kegiatan bepergian seorang maupun sekelompok orang dengan tujuan mencari hiburan, penyegaran, kunjungan atau dengan tujuan yang lain. Dan pastinya masyarakat dengan suatu kebudayaan berkunjung ke suatu tempat dengan kebudayaan yang berbeda pula, dan tidak menutup kemungkinan adanya suatru asimilasi maupun akulturasi kebudayaan yang mampu merubah dan mempengaruhi kebudayaan masyarakat yang didatangi oleh wisatawan. Pariwisata juga sebagai aset Negara Indonesia untuk memajukan Indonesia, membuat lapangan pekerjaan serta banyak sekali wisata kuliner dan budayanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar